Dapur Rustic (Unsplash: Ellen Auer) |
Ibu Dian Kusuma Wardhani (DK Wardhani) adalah seorang ibu rumah tangga pecinta lingkungan yang sudah sangat aktif berbagi di sosial media (Instagram) mengenai gaya hidup cinta lingkungan. Di dalam instagramnya, kita akan banyak sekali menemukan informasi mengenai alasan mengapa kita sebaiknya hidup minim sampah, bagaimana caranya, juga yang paling penting bagaimana mengajak keluarga dan sekitar untuk ikut andil dalam meminimalkan sampah. Alhamdulillah, Rabu (24/03) ini kami berkesempatan mengikuti kelas online Ibu DK mengenai Dapur Realistis: Dapur Rapi, Bersih, dan Minim Sampah.
Kita sering bisa melihat foto-foto dapur yang estetik bertebaran di media sosial kan, kemudian apakah kita pernah berpikir apakah yang ditampakkan itu adalah kondisi dapur yang sebenarnya? Apakah dapur sebagus itu sesuai dengan fungsinya, yaitu memasak, atau hanya sebagai pajangan bahkan properti foto?
Mulai dari sini kita akan dibawa merenung tentang makna dapur, tata kelola hingga pola makan keluarga. Renungan-renungan tersebutlah yang akan membawa kita memaknai "realistis". Makna realistis tentu saja berbeda bagi setiap orang, namun nilai-nilai yang dibawa Ibu DK sangatlah patut untuk diadopsi. Makna pertama adalah mengolah rasa, bersyukur dan menerima yang kita miliki, mengoptimalkan barang dan ruang yang ada. Fokus pada aset yang kita punya, manfaatkan segala potensi dapur. Kedua adalah bersih dan tidak menimbulkan masalah, dapur rapi dan indah seharusnya tidak membawa masalah bagi TPA (Tempat Pembuangan Akhir) dan ekosistem. Ketiga hemat dan cermat, tidak harus punya barang baru atau merenovasi dapur. Berpikir sebelum membelanjakan harta itu perlu, agar tepat guna dan sesuai kebutuhan, tentu saja menggunakan prinsip refuse what you don't need, reduce what you need, reuse dan upcycle.
Setelah memaknai, saatnya mengevaluasi dan membuat rencana tentang dapur realistis sesuai yang diinginkan. Dapur yang realistis dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya adalah pola kerja, prinsip zerowaste, dan pola makan.
- Pola kerja dan kebiaasaan akan menentukan tata letak dan penataan ruang. Barang yang sering digunakan diletakkan dalam jarak jangkau, sedangkan barang yang jarang digunakan disimpan ditempat yang lebih jauh.
- Prinsip zerowaste, dapur yang rapi dan indah juga harus beriringan dengan prinsip berkelanjutan, selaras alam, dan ramah lingkungan. Prinsip ini bisa dicapai dengan mencegah, memilah, dan mengolah sampah/ sisa konsumsi, hemat air dan energi.
- Pola makan kelurga juga menjadi penentu, belajar untuk terus makan sebanyak mungkin real food, halal, dan baik serta mengurangi makanan proses dan kemasan. Menyederhanakan menu dan pengolahan makanan adalah mengurangi keribetan.
Nah, saatnya kita mewujudkan dapur yang selaras dengan lingkungan, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah trash audit. Trash audit bertujuan untuk mengetahui dan memetakan timbulan sampah yang telah kita hasilkan dalam satu periode (seminggu-sebulan). You never know how much your waste until you count it. Setelah kita melakukan trash audit, kita akan mengevaluasi apa saja yang kita hasilkan dan asalnya (pemberian, belanja online, kebutuhan harian dll). Catat bund! Langkah berikutnya adalah bulatkan niat dan tekad untuk decluttering, terapkan cegah (mengusahakan tidak ada barang yang berpotensi menjadi sampah di rumah), siap untuk memilah (memilah sisa konsumsi sesuai kategori dan diserahkan ke lembaga pengelola sampah), dan memulai mengolah (mengolah sisa konsumsi menjadi kompos, ecobrick, dll).
Mewujudkan dapur rapi dan indah sungguh pasti bisa, aksi-aksi kecil seperti ini bila dilakukan oleh banyak orang pasti akan memberikan dampak yang berarti.
Bumi tidak membutuhkan perempuan yang sempurna, tetapi mereka yang mau berusaha
DK Wardhani.
Baca juga: Makna dapur dari Rumah Intaran Bali