Makna Dapur dari Rumah Intaran Bali

Wednesday, April 07, 2021

Dapur Rumah Intaran
Dapur Rumah Intaran (Niskala Studio)

Ruang sebagai suatu kebutuhan dasar manusia yang hakekatnya menjadi satu hal yang perlu dipahami sesuai fungsi dan penghuninya. Bagaimana ruang tercipta merupakan cerminan dari pola aktivitas dan tempat dimana ruang itu berada. Pada tradisi berumah, ruang-ruang domestik terbentuk dari fungsi yang mewadahi aktivitas-aktivitas dasar berumah. Ruang-ruang domestik dalam berumah dimaknai sebagai ruang-ruang yang mengakomodasi kebutuhan dasar hidup, seperti tidur, menyiapkan makanan, makan, dan aktivitas rumah tangga lainnya. Dalam kompleksitas hubungan antara penghuni dan rumahnya, budaya memainkan peran dalam memaknai ruang-ruang tersebut.

Melalui aspek budaya, arsitek Gede Kresna memaknai ruang dapur dengan amat kaya melalui Rumah Intaran. Rumah Intaran adalah sebuah rumah yang selaras alam yang dibangun di desa Bengkala, Buleleng, Bali Utara. Pak Gede mengungkapkan makna dapur bagi masyarakat Bali adalah hal yang pertama dan utama. Maksudnya adalah bila membangun rumah dapur ditempatkan di ruangan paling strategis, paling depan. Karena dapur bersifat multifungsi, sebelum membangun ruangan lain didapur bisa dilakukan kegiatan lain, seperti masak, tidur, atau sembahyang.

Sembahyang

Tungku api
Peraturan di dapur Rumah Intaran

Rumah Intaran memiliki dapur terbuka yang menggunakan tungku tanah liat dan kayu bakar untuk memasak. Abu kayu dengan campuran cairan buah lerak digunakan untuk membersihkan piranti dapur sebagai pengganti sabun deterjen. Melalui konsep "abu" Pak Gede menjelaskan adanya perbedaan mendasar antara dapur dan kitchen. Istilah serapan bahasa Inggris itu adalah konsep dapur yang saat ini masyarakat modern terapkan. Bahasa Bali dapur adalah paon, dari kata peawuan, hawu, atau abu dan dapur adalah tempat yang menghasilkan abu, lain halnya dengan kitchen. Filosofi dari abu adalah abu hasil pembakaran itu sebagai bukti yang bermakna untuk "membakar" segala energi negatif yang manusia bawa dari luar rumah. Karena sejatinya, kegiatan di dapur adalah sebuah meditasi. Dapur adalah ruangan sakral, karena menurut kakek-nenek terdapat pantangan berkata kotor dan bersedih disana.

Arsitektur dapur bukan hal yang paling penting bagi Pak Gede, terdapat yang lebih penting dari hal itu, yaitu pangan. Melalui rumah ini, Pak Gede dan istrinya berupaya merevitalisasi konsep dapur dan memasak tradisional, yang menurutnya lebih ramah lingkungan dan manusiawi. Mereka juga berkomitmen untuk menggunakan bahan-bahan lokal untuk memproduksi makanan. Menurut mereka, dapur merupakan tempat terbaik untuk memperbaiki persoalan-persoalan yang ada di masyarakat, seperti isu kesehatan. Kegelisahan pada ketersediaan makanan pada zaman ini mendorong pasangan ini untuk menghasilkan makanan sesuai standard kesehatan yang mereka anut. Pak Gede mengatakan hal yang paling mewah yang bisa diberikan kepada anak adalah makanan sehat. 

Semua tradisi yang ada di Bali mengajarkan kita untuk hidup lebih baik. Semua persembahan yang kita berikan kepada Yang di Atas adalah representasi apa yang harus kita jaga. Pesan-pesan itu semuanya tidak tersurat tetapi tersirat dan terbaca dengan jelas dari apa yang kita persembahkan.

-Gede Kresna-


Sumber:
Rumah Intaran dan Pengalaman Rasa, A short documentary film by Niskala Studio (YouTube).
Diskusi daring Membumi Lestari, Revolusi dari Dapur: Gagasan Kemandirian dari Dapur Rumah Kita Sendiri (Anchor).


You Might Also Like

0 comments