Alhamdulillah sangat menikmati menu makan malam, gurami kremes, sayuran kukus, tempe goreng, dan senjata paling pamungkas adalah sambal! Saking nikmatnya makan sambil menebak-nebak bumbu yang dipakai untuk marinasi ikan. Disini terasa ketumbar, bawang putih, kunyit, hemm sedap, tetapi ada rasa lembut yang sedikit mengganggu, rasa lumpur. Mengapa ikan bisa berasa seperti ini? Setelah selesai makan dan beberes, aku nemu bacaan menarik nih tentang rasa lumpur pada ikan.
Fenomena rasa lumpur pada ikan pertama kali dilaporkan pada tahun 1975. Ikan salmon yang diperoleh dari sebuah sungai di Inggris ditolak konsumen karena berasa seperti lumpur. Akhirnya pada tahun 1990 diketahui penyebab bau lumpur pada ikan, yaitu adanya senyawa geosmin. Awalnya Lovel dan Sackey membiakkan alga hijau biru penghasil geosmin yaitu Symploca muscorum dan Oscillatoria tenuis di laboratorium, kemudian meletakkan lele didalamnya. Selang waktu dua hari, ikan tersebut memiliki bau yang sama dengan bau alga, dan dalam waktu 10 hari, tingkat rasa lumpur mencapai tingkat tinggi. Ada penelitian juga bahwa rasa lumpur ditemui pada ikan gurami yang dipelihara pada kolam stagnan dengan diberi pakan buatan dan ternyata perairan itu ditemukan alga hijau biru dalam jumlah besar. Jadi penyebab bau lumpur ini adalah karena senyawa geosmin yang dihasilkan oleh alga lalu masuk kedalam daging ikan.
Nah, ada beberapa opsi untuk mengatasi rasa lumpur yang bisa mamak coba yaitu tidak memberi makan ikan sebelum diolah. Hal ini berlaku kalau ikannya masih hidup ya. Ikan bisa dipindahkan di air mengalir selama 7-14 hari, namun kalau tidak sabar bisa dicoba dengan cara kedua. Cara kedua yaitu mengolah ikan dengan kombinasi rempah-rempah.